Selasa, 31 Agustus 2010

Perjuangan Etnis Minoritas terhadap Politik Apartheid / Rasialisme di Malaysia


Berbicara mengenai perjuangan melawan apartheid atau rasialisme maka teringat sejarah perjuangan Nelson Mandella di Afrika selatan. Nelson Mandela adalah pejuang Afrika Selatan yang berusaha keras untuk menghapus segala hal yang berbau rasialis atau diskriminasi antara ras hitam dan ras putih yang sampai pada kekejian sistem politik rasialis, Kisah hidupnya adalah kisah perjuangan melawan sistem apartheid. Nelson Mandela berjuang untuk membela dan menghapus diskriminasi antara ras hitam dan ras putih, dimana warga kulit hitam Afrika di tanah airnya sendiri harus punya surat izin jalan yang melarang mereka bermukim, duduk-duduk di taman atau sekolah, bekerja di tempat-tempat yang hanya eksklusif diperuntukkan bagi warga kulit putih dengan legislasi hukum yang memberi hukuman penjara bagi yang melanggar. Ketidak-adilan tersebut mendorong rakyat untuk memperjuangkan hak-haknya melalui berdemo dan kampanye, agar masyarakat sadar akan perlakuan yang tidak adil.
Menurut Mandela, kampanye merupakan cara yang efektif untuk menjadikan massa berfungsi secara politik, suatu metode yang kuat sekali untuk menyuarakan rasa ketidaksenangan rakyat terhadap kebijakan-kebijakan pemerintah yang reaksioner. Kampanye merupakan cara yang terbaik untuk melakukan tekanan terhadap pemerintah dan berbahaya sekali bagi stabilitas dan keamanan Negara.[1]

A.    Perlakuan Apartheid di Malaysia
Sebenarnya apartheid bukanlah semata-mata pemisahan ciri-ciri fisik di antara berbagai ras, tetapi apartheid sesungguhnya adalah penguasaan dominasi ekonomi, politik dan social oleh suatu bangsa terhadap bangsa yang lain. Hasil jangka panjang dari praktek apartheid adalah penindasan dari aspek social-ekonomi dan tekanan mental karena adanya pelabelan yang tergolong warna kulit dan status keturunan. Jika di Afrika Selatan, diskriminasi yang dilakukan adalah adanya pemberian layanan istimewa kepada penduduk Afrika yang berkulit putih, maka di Malaysia juga ada yang namanya ketuanan Melayu yang merupakan dominasi suatu kaum atau ras melayu dalam suatu negara. Ketuanan Melayu adalah konsep rasialis bahwa bangsa Melayu adalah "tuan" atau "penguasa" Malaysia. Konsep ini tertuang dalam Pasal 153 Konstitusi Malaysia yang memberikan jaminan hak-hak khusus kepada etnis Melayu di Malaysia.[2] Pengaturan seperti ini biasanya disebut sebagai kontrak sosial. Konsep ketuanan Melayu biasanya didengungkan oleh politikus-politikus Malaysia, terutama yang berasal dari Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO), partai yang memiliki pengaruh kuat di Malaysia. Hal demikian merupakan idiologi yang sama seperti halnya di Afrika Selatan sewaktu mempertahankan dominasi warga Kulit Putih. Dominasi kekuasaan ras Melayu di Malaysia diusung oleh Partai UMNO yang dasar idiologinya adalah perjuangan politik berdasarkan nasionalisme Melayu dan “bumiputraisme”. Idiologi UMNO juga menggunakan sistem ekonomi kapitalis dibawah perintah kerajaan, partai ini juga hanya menerima orang Melayu atau ‘bumiputra terhad’ (limited bumiputra) dan mengakui masyarakat melayulah yang harus berkuasa di Malaysia.